Areal Perkebunan Warga Air Bangis Terendam |
Pasaman Barat, zamanterkini.com ---- Pembuatan tanggul oleh PT. BPP ( Bakrie Pasaman Plantation) Pasaman Barat di perkebunan kelapa sawit Unit II Air Balam diduga telah mengakibatkan muara limpahan aliran sungai yang ada merembes dan meluap menggenangi areal perkebunan warga di kawasan Air Bangis Kecamatan Sungai Beremas Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat.
Informasi yang diperoleh Pro Pers Group, kondisi terendamnya areal perkebunan masyarakat Air Bangis yang berada di sekitar PT. BPP ini, telah terjadi sejak lama. Tidak sehari dua hari yang lalu, tapi sudah berlangsung berbulan bulan, bahkan sudah hampir satu tahun lebih.
Warga masyarakat Air Bangis |
Sejumlah warga Air Bangis, seperti Muhammad Kamal, Husnan, Apri, dan juga Arial Efendi, Mantan Kepala Dinas Perikanan Pasbar dan beberapa orang lainnya kepada media ini, Sabtu ( 27/4/2024) membenarkan bahwa efek dari pemasangan tanggul PT BPP mngakibatkan tergenangnya ratusan hektar perkebunan warga . Seperti kebun sawit dan juga kebun jeruk.
Akibatnya, warga khususnya pekebun merasa dirugikan. Apalagi, terjadi gagal panen, lahan dan tanaman rusak bahkan sudah banyak yang telah mati akibat terendam air.
" Lahan kebun kami digenangi air hingga 2 meter, apalagi di musim hujan bertambah parah. Nampaknya ini imbas dari pembuatan tanggul di area perkebunan PT BPP, tepatnya di pinggiran Sungai Batang Sikerbau, ungkap Kemal yang juga diiyakan oleh warga lainnya.
Paparnya lagi, hal ini telah mengakibatkan terjadinya banjir di perkebunan masyarakat. Dan karena berlangsung sejak lama, pohon sawit tidak bisa dipanen, kebun rusak bahkan ada yang mati. Karena pemupukan pun tidak bisa dilakukan. Begitupun taman jeruk banyak yang mati, " terangnya
Ditambahkan bahwa menurutnya, sudah ada surat dikirimkan kepada PT. BPP, mempertanyakan permasalahan ini. Namun katanya belum ada jawaban.
Tanggul Air ini diduga memicu mudah terjadi banjir |
" Kami masyarakat meminta solusi kepada PT BPP agar pihak perusahaan melakukan pembukaan tanggul dan mengembalikan aliran air seperti semula, " tegas Arial Efendi
Selain itu lanjutnya, masyarakat khususnya pekebun meminta ganti rugi atas bibit sawit yang mati. Juga kami minta pihak terkait seperti OSDA Sumbar untuk peduli nasib masyarakat yang terdampak.
Disebutkan, lokasi perkebunan warga Air Bangis yang terdampak tersebut adalah, kawasan Binjei, Gunung cangang, Banjar Takambun, Simok Jaya, Lubuk Pusa. Rantau panjang, Gunung Tarapung dan lainnya. Dengan total luas lahan keselurusan sekitar 500 hektar.
Selain berdampak ke perkebunan, ternyata menurut warga, dampaknya juga dirasakan masyarakat nelayan akibat adanya pendangkalan sungai di muara Air Bangis karena banyaknya sampah dan pasir yang hanyut. Juga galangan kapal nelayan kesulitan perbaiki kapal karena luapan air tidak surut dan ditambah ketika terjadi pasang air laut.
Aktivitas nelayan akhirnya menjadi kurang lancar. Bahkan yang dikhawatirkan warga jika berlangsung lama bisa kebanjiran menimpa pemukiman masyarakat Air Bangis.
Camat Sungai Berenas, Yumri, S.Pd melalui Sekcam, Pahri Adil Parlindungan ketika dihubungi beberapa hari lalu mengatakan, pihaknya telah mendengar adanya keluhan warga Air Bangis terkait terendamnya tanaman kebun warga di sekitar PT. BPP. Dan menurutnya surat keluhan dan tuntutan warga yg berkebun di sana sudah dikirimkan ke pihak perusahaan.
" Kita tunggu dulu jawaban dari PT BPP, mudah mudahan ada titik temu dan solusi nantinya, ' harapnya.
Sementara itu Legal PT. BPP, Sanjaya mengatakan bahwa pihaknya telah menerima surat dari warga masyarakat Air Bangis. Dan pihak perusahaan akan segera membalasnya.
"Suratnya sudah ada dan sudah kami terima. Dalam beberapa hari ini kami akan balas terkait apa yang disampaikan di surat tersebut. Jadi akan kita jawab lewat surat resmi dari PT BPP," jelasnya. **** Irz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar